Minggu, 04 Januari 2009

Cerita Gempa



Gempa Bumi atau Earthquake tidak terlepas dari irama alam yang telah terjadi sejak ratusan juta tahun silam, waktu itu benua Afrika dan Amerika masih menyatu dalam sebuah supercontinent yang bernama Pangea. Begitu juga dengan benua-benua lainnya.

Ternyata Planet ini ibarat bola raksasa berselimut karpet tebal (disebut kerak bumi) yang bisa bergeser-geser. Supercontinent itu pun retak lalu pecah menjadi bongkahan-bongkahan yang sekarang disebut lempeng benua. lempeng-lempeng itu saling bergerak kian kemari saling menjauh dengan kecepatan 10cm/tahun. Bila dikalikan 250 juta tahun, maka jaraknya kini terbentang sepanjang antara amerika selatan (chile) hingga afrika selatan.


"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?" QS. al-Ghasyiyah (88) : 17-20


Di akhir jaman ini, bongkahan-bongkahan itu sudah mencapai titik jenuh pergerakannya mengarungi bumi. hingga gempa bumi tektonik yang terjadi di pada jaman ini bukan lagi karena pergeseran lempeng benua, akan tetapi karena lempeng-lempeng yang bergerak itu sudah bertemu kembali dengan lempeng lain dari arah yang berlawanan. sehingga terjadi (crash) tumbukan antara dua lempeng raksasa yang bergerak perlahan seperti dua buah karet yang saling didorong. Lempeng yang lebih lemah akan terlipat ke atas seperti karpet hingga terbentuklah Plateu Pegunungan Himalaya akibat tumbukan lempeng negara India pecahan dari Benua Afrika dengan Lempeng Asia. Hal yang sama terjadi pada dua lempeng besar seperti eurasia (eropa+asia) dengan lempeng australia, karena sama-sama kuat akhirnya saling mental, maka terjadilah gempa-gempa besar seperti yang terjadi di sepanjang Pulau Sumatera.

Hal ini selayaknya membuat kita mawas diri (aware) bahwa Nusantara adalah wilayah dengan sejarah bencana yang terbukti fatal. Di sini adalah tempat bertemunya tiga lempeng raksasa (eurasia, australia dan pasifik) yang saling bergerak mendekat, belum lagi ratusan gunung berapi aktif berderet di sepanjang Merauke hingga Sabang yang setiap saat bisa menyemburkan isi perut bumi.


"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat.
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.
dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya."
al-Zalzalah (99) : 4

So, Be prepare for the next crash that probably bigger than ever.
ifan, Sentul, 05 Januari 2009.

Tidak ada komentar: