Kamis, 19 November 2009

HIDUP CUKUP SEDERHANA


"Banyak harta pusing.., sedikit, lebih pusing.."

Itu kata salah satu teman. ia punya bidang usaha yang sama dengan saya. pendapatnya juga "semakin kita kaya, semakin sulit untuk hidup bahagia". Dalam hati, apa iya? saya sendiri baru punya usaha yang tidak begitu besar, belum merasakan punya harta yang banyak, jadi belum bisa mengiyakan apakah ada hubungan antara kuantitas harta seseorang dengan kualitas kebahagiaannya.

Sementara kebahagiaan adalah rasa, bagaimana mengukur kebahagiaan? Secara indrawi, mungkin bisa diamati dengan banyaknya senyuman, sejuknya pandangan, tenangnya pikiran dan sehatnya badan. di luar itu, hanya orang tersebut yang bisa mengukurnya.

Kebahagiaan seseorang juga bisa diukur dengan tingkat rasa syukurnya. "Lainsyakartum laazidannakum" Allah mengatakan "bersyukurlah, maka akan kutambah nikmatmu". ini berarti ada korelasi antara kadar rasa syukur manusia dengan taraf nikmat yang diterimanya. Semakin besar rasa syukurnya, maka semakin banyak nikmat yang diterima, terlepas dari manusia itu banyak harta atau tidak.

Tapi ternyata bersyukur itu bukan cuma berucap Alhamdulillah.. dan Pasrah.. Selain bersyukur kita juga harus bisa "Mensyukuri". Mensyukuri berarti menggunakan dan memanfaatkan segala pemberianNya secara benar (sesuai syariat), sesuai fungsinya, sesuai fitrahnya.

Dalam hal mencari nafkah, Islam menganjurkan umatnya untuk menjadi "punya", dengan harta yang banyak maka insa Allah juga bisa memberi lebih banyak. Lebih banyak anak yatim yang bisa disantuni, lebih banyak fakir miskin yang bisa diberi makan, juga akan lebih banyak wanita yang bisa "dipelihara", Ups... yang ini ada tapinya, selain "punya" juga harus pandai, adil dan saling ikhlas. Yang jelas, semakin banyak asset maka semakin berat taggung jawab akan amanah yang dibebankan oleh Allah.

Misi hidup ini adalah mengabdi kepada Allah, Targetnya adalah kedekatan dengan Allah seee...dekat-dekatnya, jika sudah dekat, akan terjamin keselamatan dan kebahagiaan di akhirat. maka kesenangan dunia hanyalah bonus semata, kalupun harus memilih salah satu, maka akhiratlah yang harus didahulukan, karena lebih absolut dan kekal.

Dia memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (19) Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (20) Asy Syuraa: 19-20


Saat hidup menjadi sulit, manusia cenderung mengeluh, mendekat kepada Tuhannya
untuk mengadu dan memohon pertolongan. Namun cobaan terberat bukanlah kesulitan hidup, justru dengan punya HARTA, TAHTA dan CINTA seseorang menjadi kalah. Harta bisa menjadikan seorang hidup berfoya-foya, Ketika seorang memangku tahta dia jadi lupa, manakala melihat wanita/pria dia bisa terlena.

Menurut saya, para pejabat, seniman besar, konglomerat, adalah orang-orang pilihan yang Dia anggap mampu untuk diserahi "amanah". Harus mengorbankan pikiran, waktu dan tenaga untuk mengurusi titipan dari Allah. Ini berarti beban, bukan kesenangan. Rasulullah menganjurkan umatnya untuk hidup sederhana, "tidak perlu ngoyo" karena menurut Rasul, penghidupan ini sebenarnya sudah disediakan oleh Allah secara wajar, sepantasnya, secukupnya, sederhana, bukan berlebihan seperti yang kita mau. Allah Maha Tahu siapa siapa yang lebih sanggup menerima beban / amanah / harta / jabatan / wanita dan sebagainya yang biasa kita jadikan sebagai standar kesuksesan yang belum tentu menjadi jaminan akan kebahagiaan.

Dokter yang sederhana akan meringankan beban pasiennya
Pedagang yang sederhana, akan memperlancar proses negosiasinya
Pengusaha yang sederhana akan mengutamakan kesejahteraan karyawannya
Pekerja yang sederhana, akan menarik simpati majikannya
Polisi yang sederhana akan bekerja sesuai tugasnya
Pejabat yang sederhana tidak akan menyusahkan rakyatnya
Masyarakat yang sederhana akan tercukupi kebutuhannya
Negara yang sederhana akan terpelihara kesatuannya
Dunia yang sederhana, maka tidak akan ada kerusakan di dalamnya.

ifan