Senin, 21 November 2011

SABAR DAN IKHLAS


Bersabar itu tidak mudah
Bersabar butuh ketahanan mental dan fisik
Bersabar memerlukan kekuatan, yang kapasitasnya beda-beda untuk setiap orang.

Kapasitas kesabaran terukur pada waktu menghadapi ujian, 
baik itu kesulitan atau kemudahan, kesempitan atau kelapangan
kesusahan atau kegembiraan, kemiskinan atau kekayaan, 
kesehatan atau kesakitan, kehidupan atau kematian.

Banyak yang bertanya sampai kapan aku harus bersabar? sampai kapan aku harus menderita seperti ini? jawabannya adalah sampai kamu ikhlas. Batas dari kesabaran adalah keikhlasan. 

Pada saat manusia mencapai rasa ikhlas, maka ia tidak perlu bersabar lagi, ia telah lepas dari penderitaan. Karena kebanyakan sumber penderitaan adalah keinginan manusia itu sendiri. 

Setiap orang ingin punya harta yang banyak, jabatan yang tinggi, wanita cantik, juga ketenangan hidup. Untuk mendapatkan semua itu, manusia dituntut untuk bersabar.

Ketika seseorang memutuskan untuk ikhlas, maka yang muncul adalah rasa "release...."  Rasa Lega, pasrah dan menyerahkan masalahnya hanya kepada Allah. Karena pada dasarnya manusia tidak akan bisa keluar dari masalahnya kecuali atas pertolongan Allah. Manusia tidak bisa mencapai cita-citanya kecuali memang dikehendaki oleh Allah.

Ikhlaspun bukan berarti menyerah, ikhlas adalah buah dari kesabaran itu sendiri, yang telah diusahakannya selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Pada titik tertentu ketika kesabaran telah teruji, maka yang timbul adalah rasa ikhlas. Pada saat itu manusia akan memetik buah dari kesabarannya selama bertahun tahun yang bisa jadi buahnya bukan berupa materi.

Setelah bertahun-tahun merasa terganggu dengan tetangganya, maka rasa ikhlasnya akan membuat ia tak merasa terganggu lagi. Setelah bertahun-tahun memeras tenaga demi mencapai target kepemilikan, maka rasa ikhlasnya akan membuat ia merasa tak dikejar target lagi, ia merasa cukup puas karena telah berusaha keras dengan sebaik-baiknya. Bertahun-tahun berjuang demi meraih jabatannya, maka rasa ikhlasnya akan membuatnya puas dengan menjadi dirinya sendiri di tengah-tengah keluarganya. Setelah bertahun-tahun mengejar cintanya yang tak kunjung terbalas, kini rasa ikhlasnya membuat ia puas dengan cukup melihatnya bahagia lalu memilih cinta yang lain.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsai-min ra berkata, "Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan keta'atan kepada Alloh SWT, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Alloh SWT, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Alloh SWT".

Level tertinggi dari sebuah keikhlasan adalah syahid. Ketika manusia ikhlas untuk berjihad dan mengorbankan harta bahkan nyawanya demi kebenaran dan kebaikan agamanya, maka tak ada lagi yang membuatnya merasa tertekan, tak ada lagi yang bisa membuatnya menderita, tidak ada lagi yang bisa membuatnya takut kecuali takut kepada Rabb-nya.

Ya Rabb...   semoga Kau tenangkan ketakutan saudara-saudaraku di Palestina yang kini merasa tercekam oleh ancaman israel, amerika dan inggris. semoga Kau ringankan penderitaan mereka dari kejahatan para pengikut dajjal, gantilah dengan rasa rindu akan pertemuan denganMu.

Wallahualam bisahawab..

Dari Abu Huroiroh ra, Rosululloh Saw bersabda, Alloh SWT berfirman, "Tidak ada balasan kecuali surga bagi hamba-Ku yang Mukmin, yang telah aku ambil kekasihnya dari ahli dunia, dan dia hanya mengharapkan pahala dari-Ku". (HR. Al-Bukhori)

Allah Swt berfirman: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan; "Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rohmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah yang mendapat petunjuk". (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157)