Rabu, 06 Juli 2011

Sukses dan Bahagia

Seorang Khotib dalam sebuah khutbah jum'at berkata:

"Orang yang sukses adalah orang yang bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Sementara orang yang bahagia adalah orang yang bisa menikmati apa yang dia dapatkan."

Lalu sang Khotib menambahkan, "Memang, yang bahagia itu juga sering tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, terkadang juga bermasalah dengan keuangan, kalau anaknya sakit cuma bisa pergi ke dokter umum, sekolahnya juga di SD negeri, mobilnya jadul, tapi rasa syukurnya dari apa yang dia terima membuat nikmatnya begitu berasa. Kebutuhannya tersedia meskipun seadanya. Apa-apa yang dia dapatkan menjadi berkah yang membahagiakan banyak orang di sekitarnya, disitulah letak kebahagiaan yang sesungguhnya."

Lanjutnya, "Sebaliknya, banyak yang sukses tapi dia tidak bahagia dalam hidupnya, mungkin dari kesehatan fisiknya yang kurang prima, atau secara psikologis dia tersiksa dengan istrinya, anaknya, orang tuanya, saudaranya, atasannya, tetangganya atau siapapun yang menjadi relativenya. Hampir bisa dipastikan semua itu akibat kurangnya ilmu dan iman, sehingga ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana bersikap agar bisa mendapat petunjuk jalan keluar dari masalahnya.

Banyak disebutkan dalam hadis, bahwa Rasulullah memeperingatkan umatnya akan hubuddunya, terlalu cenderung ke urusan dunia, Beliau adalah pribadi yang sangat sederhana, bukan seorang yang banyak harta. Namun bukan berarti kita sebagai umatnya tidak boleh kaya. yang Beliau khawatirkan akan umatnya adalah nafsu akan kekayaan akan membuatnya lupa bahwa kekayaan adalah amanah, bukan tujuan hidup yang sebenarnya. Sehingga sering karena tergiur kemewahan, banyak dari mereka yang mengesampingkan syariat-syariat Islam."

Dia memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (19) Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (20) Asy Syuraa: 19-20


Ideally, seorang yang sukses adalah yang berhasil mendapatkan yang dia inginkan. Materially, Knowledgely, Phisically, Psicologically. Satu hal yang harus dia usahakan jika ia ingin juga bahagia, yaitu Spiritually, hubungan baik dengan Sang Khaliq.

Materially, bisa kita gambarkan dengan punya penghasilan atau gaji yang besar. Sehingga saldo di Bank bertumpuk, dengan uang itu dia bisa memberli rumah "gedong" bisa jadi lebih dari satu, Ada tanah kebon yang ditanami buah-buahan juga beberapa hewan peliharaan. Mobil baru yang empuk, lega dan tidak pernah mogok. Punya usaha sampingan semisal rumah makan atau kos-kosan. Istrinya tak perlu bekerja cari uang, anaknya bisa belajar di sekolah yang bagus.

Untuk mendapatkan semua itu, ada yang bermodalkan uang (anak orang kaya), ada yang berbekal ilmu pengatahuan (sekolahan), ada juga yang tidak punya dua duanya tapi dia supel, baik dan jujur sehingga punya relasi yang luas yang bisa dia jadikan sebagai mitra usaha.

Knowledgly, seorang yang berpendidikan, terpelajar, sekolahnya tinggi, punya banyak ilmu dan keahlian, banyak belajar dan membaca sehingga punya wawasan yang luas. Meskipun tidak semua yang pintar dengan segudang ilmu pengetahuan memiliki materi seperti yang disebutkan di atas, namun dengan ilmu itu bisa dia jadikan pedoman dalam mengatasi masalah-masalah hidup, menjadikannya pribadi yang sopan dan anggun, tahu aturan dan bijaksana.

Phisically, Badanya sehat, tidak pernah sakit yang berat-berat, paling cuma batuk pilek masuk angin itu juga setahun sekali.

Psicologically, bisa dilukiskan dengan tenangnya batin. Istrinya penurut, anaknya manut, sahabat-sahabat yang setia, merasa terlindungi, pikirannya jernih, intuisinya bagus, feelingnya tajam, senyumannya tulus, perkataannya didengarkan, sikapnya terjaga, emosinya terkendali, pribadinya terpuji dan keberadaannya disegani.

Spiritually mencakup semuanya, empat kesuksesan yang disebutkan di atas tidak akan menjadikan orang itu bahagia jika yang satu ini tidak sukses. Orang yang punya hubungan baik dengan Tuhannya, akan tercermin melalui kebaikan perilakunya, sehingga baik pula hubungan dengan orang-orang disekitarnya, tercukupi segala kebutuhannya, banyak ilmunya dan sehat badannya.

Mereka yang dianggap sukses: para pejabat, seniman besar, konglomerat, adalah orang-orang pilihan yang Dia anggap mampu untuk diserahi "amanah". Harus mengorbankan pikiran, waktu dan tenaga untuk mengurusi titipan dari Allah. Ini berarti beban, bukan kesenangan. Menurut Rasulullah, penghidupan ini sebenarnya sudah disediakan oleh Allah secara wajar, sepantasnya, secukupnya, sederhana, bukan berlebihan seperti yang kita mau. Allah Maha Tahu siapa siapa yang lebih sanggup menerima beban / amanah / harta / jabatan / wanita dan sebagainya yang biasa kita jadikan sebagai standar kesuksesan yang belum tentu menjadi jaminan akan kebahagiaan.


“Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu.” (Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah r.a.)

Dari hadis di atas dapat kita simpulkan bahwa seorang yang sukses secara materi tapi tidak memperhatikan ibadahnya ibarat seorang pengembara, Dia punya satu galon air tapi untuk bekal di padang tandus, berbeda dengan hanya 1 botol air tapi untuk bekal di pegunungan yang sejuk.

Sabda Nabi s.a.w.: “Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah s.w.t akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas r.a.)

Sabda Nabi s.a.w.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena ada orang yang lemah diantara kamu. (Riwayat Bukhari)

sabda Nabi s.a.w.: “Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah akan menunaikan hajatnya…” (Riwayat Muslim)

Jika anda ditanya: "Siapakah yang memberi rizki seluruh makhluk di dunia ini termasuk manusia"? saya yakin jawaban semua muslim sama "Dialah Allah sang Pemberi Rizki"

Kalau ditanya lagi: "Apakah janji Allah janji Allah akan memberikan rezki bagi hamba-hambanya yang bertakwa adalah benar"? saya yakin semua muslim akan menjawab "Janji Allah adalah benar"

Namun jika ditanya lagi: "Bersediakah manusia melakukan amalan-amalan yang telah dijanjikan oleh Allah mendatangkan rizki"? maka jawabannya ada yang bersedia dan ada yang tidak.

Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan[nya]. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Asy Syuraa: 12)


Tidak ada komentar: