Selasa, 19 Juli 2011

THE ADVANCED MEDIA


INTERACTIVE MEDIA FOR CYBER GENERATIONS

Sejak ditemukannya komputer pada tahun 60-an, para ilmuwan IT terus mengembang-kannya hingga komputer-komputer itu bisa saling berkomunikasi satu sama lain dan membentuk sebuah jaringan. Pada hari ini, sebagian besar data dan fakta akan suatu informasi dikirim secara digital melalui gelombang elektromagnetik menggunakan teknologi yang sekarang kita sebut dengan internet.

Teknologi informasi internet memanjakan manusia jaman ini untuk berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Pada jaman dahulu, seseorang perlu mengirim utusan berkuda selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk menyampaikan pesan di atas sepucuk surat kepada orang lain di negeri yang jauh. Kini hanya dengan menggerakkan jari, pesan dalam bentuk tulisan, gambar, suara hingga video bisa sampai kepada seseorang di benua lain dalam hitungan detik.

MEDIA MASSA KONVENSIONAL

Seperti kita ketahui, media elektronik berkembang begitu pesat sejak ditemukannya radio dan televisi pada tahun 1920-an, beberapa tahun kemudian bermunculan stasiun televisi dengan berbagai industri hiburan yang bisa kita tonton hingga hari ini. Jika pada televisi terdapat channel/saluran seperti CNN, ESPN, Al Jazeera, RCTI, Trans TV dan sebagainya, maka di media internet terdapat website atau situs internet. Sejak munculnya internet, terdapat jutaan situs yang aktif hingga hari ini. Jika pada televisi medianya dikelola oleh perusahaan yang punya modal besar, maka tidak pada website. Media ini bisa dimiliki dan dipublikasikan di internet baik oleh organisasi maupun perorangan dengan biaya yang tidak begitu mahal.

Lima pilar komunikasi yang dikemukakan Laswell tetap valid hingga kini untuk diterapkan dalam bentuk komunikasi apapun termasuk komunikasi massa. Komunikator – Pesan – Media – Komunikan – Feedback merupakan elemen dasar yang tetap ada dan tidak berubah. Seiring perubahan jaman, elemen media mengalami banyak perkembangan. Sebelum ditemukannya media elektronik, maka pesan yang disampaikan bersifat tekstual dengan sedikit gambar. Hal ini disebabkan karena media cetak hanya bisa diisi oleh konten-konten yang sifatnya cetakan yang terbatas pada jumlah halaman. Ditemukannya media televisi memungkinkan khalayak untuk menerima pesan audio visual. Komunikator media ini mempergunakan hak broadcast-nya dengan menyiarkan beragam acara televisi ke pemirsanya lebih banyak dan lebih lengkap meskipun tetap dibatasi oleh kapasitas jam tayang. Namun demikian, komunikan hanya bisa menerima, diam dan cenderung pasif, tanpa bisa memberi timbal balik atas apa yang media sampaikan. karena jadwal acara, jenis dan durasinya menjadi hak prerogatif stasiun televisi. Maka itu dalam disiplin ilmu komunikasi, hal seperti ini disebut komunikasi satu arah (one way of communication) hingga hadirnya media internet yang memungkinkan elemen terakhir dari komunikasi itu menjadi unsur yang memegang peranan penting.


MEDIA INTERAKTIF

Feedback adalah permasalahan yang dihadapi media-media sebelumnya. Audien Surat kabar, radio dan TV hampir tidak mungkin untuk mengirim pesan balik kepada media. Media hanya bisa menerima feedback dari sedikit sekali khalayaknya melalui telepon atau surat. Hadirnya teknologi internet menjadikan feedback bekerja lebih optimal. Komunikan menjadi sangat leluasa mengirim pesan balik ke komunikator. Mereka dapat menanggapi dan memberi komentar terhadap pesan yang disampaikan media dengan mudah dan cepat. Terlebih lagi, feedback yang dikirim oleh khalayak tertentu secara spontan bisa ditanggapi khalayak lain yang sedang berada di situs yang sama.

Jika pada surat kabar khalayaknya disebut pembaca, khalayak radio disebut pendengar, dan khalayak televisi disebut pemirsa, maka khalayak internet disebut user/pengguna internet. Sifat khalayak pada media kali ini lebih bebas, aktif, selektif dan responsif. Media televisi mengharuskan pemirsannya untuk mengalokasikan waktu mereka pada jam tertentu untuk program acara tertentu. Maka internet user dengan bebas menentukan waktu mengakses informasi melalui internet kapanpun mereka mau. Televisi menghadirkan satu acara pada jam yang telah mereka jadwalkan sebelumnya, yang terkadang berbenturan dengan jadwal pemirsa, sehingga sering terlewatkan. Internet user dengan bebas memilih konten yang mereka mau selama konten itu masih tersedia. Teknologi satelit membuat para user lebih mobile. Para remaja tidak perlu pulang ke rumah lalu duduk di depan televisi. Untuk menyaksikan acara musik kesukaannya, mereka bisa membawa laptopnya ke kafe, ke taman bahkan saat berada di dalam kendaraan sekalipun. Bukan itu saja, sambil menonton video klip, user bisa (chatting) dengan artis idolanya atau teman-teman sesama user.

C-GENERATION
Media menyebut generasi seka-rang dengan C-Generation, C yang artinya Cyber/Community. Generasi yang doyan berkomu-nitas. Friendster, Facebook, Hi-5, tagged etc.. semua adalah tempat “ngumpul” maya mulai dari anak-anak hingga dewasa.


Positifnya, kita bisa ketemu dan komunikasi dengan temen lama meskipun hanya lewat chat dan gambar, saling bertanya kabar, dan mempererat tali silaturahmi. Namun beda individu sudah tentu beda motivasi, untuk yang sudah tidak lajang lagi, situs ini rawan perselingkuhan. Meskipun dalam situs tercantum status single atau married, tapi karena tidak adanya verifikasi yang kuat, statusnya bisa dimanipulasi sesuai kepentingan usernya. bahkan user tetentu meniatkannya untuk "jualan".


Media massa memiliki efek yang bagus bila dimanfaatkan untuk kebaikan. Media interaktif seperti internet dan mobile lebih mudah disalahgunakan, terms and conditons dari situs penyedia kebanyakan tidak digubris dan content-content yang berasal dari user sering tidak terkontrol. Mereka dengan bebas memasukkan tulisan, gambar hingga video apa saja ke dalam situs penampung content seperti blogger, youtube, metacafe dll.

Tidak ada komentar: