Dunia ini terdiri dari bermacam-macam individu dan kepribadian. ada yang cari aman, ada yang suka nekad ada juga yang suka berspekulasi. Bagaimana membedakan arti(PLAYING SAVE), (TAKE A RISK)? dan (GAMBLING)?
SAVE PLAYER punya ilmu tetapi cenderung takut mengambil suatu tekad dan keputusan SAVE PLAYER berfikir dan menimbang terlalu lama.
SAVE PLAYER bisa jadi punya banyak referensi dan pengalaman, namun ia tidak punya cukup nyali untuk bertindak.
seorang pengendara motor yang SAVE PLAYER cukup enggan untuk mendahului kendaraan di depannya.
SAVE PLAYER menganggap semua resiko tidak perlu ia ambil, terlebih lagi jika resikonya terlalu besar baginya.
RISK TAKER mengambil suatu tekad dan keputusan berdasarkan ILMU,
RISK TAKER berfikir beberapa kali, menimbang-nimbang, lalu memutuskan.
RISK TEKER punya banyak referensi untuk dikaji
RISK TAKER punya segudang pengalaman yang telah teruji
referensi dan pengalamannya menciptakan tekad dan kekuatan untuk menjadi yakin dalam mengambil suatu keputusan.
seorang pengendara motor yang RISK TAKER akan memastikan mesin kedaraannya dalam kondisi fit, remnya dan klaksonnya bekerja dengan baik, ia pun melihat kondisi di depan terlebih dahulu sebelum ia benar-benar mendahului kendaraan di depannya.
RISK TAKER hanya akan mengambil resiko yang ia pikir sanggup untuk menanggungnya.
Resiko yang terlalu berat baginya tidak akan ia ambil.
ini yang membedakan RISK TAKER dengan GAMBLER
GAMBLER mengambil suatu tekad dan keputusan berdasarkan spekulasi,
GAMBLER banyak menggunakan feeling, sedikit berfikir dan menimbang, lalu nekad.
GAMBLER mungkin punya banyak pengalaman tapi sedikit referensi
seorang pengendara motor yang GAMBLER akan langsung mendahului kendaraan di depannya tanpa melihat kondisi di depannya terlebih dahulu.
GAMBLER juga mengambil resiko yang bisa jadi ia tidak sanggup memikulnya.
bagi GAMBLER tidak ada Resiko yang terlalu berat baginya.
ifan, sentul
Selasa, 29 Juni 2010
Sabtu, 26 Juni 2010
HOW SHORT LIFE IS
How short a life is
apakah kita pernah berkata, rasanya seperti masih kemarin kita bertemu
saat bertemu teman sepermainan, kita merasa seperti kembali belia
tanpa terasa, uban di kepala kian merata.
masih ingatkah kita rasa cemas saat menunggu anak pertama kita lahir?
masih ingatkah kita bunyi degub jantung saat menjelang pernikahan?
masih ingatkah kala ayah bunda begitu bangganya menghadiri prosesi wisuda kita?
masih ingatkah kita cerianya masa SMA?
masih ingatkah kita begitu asyiknya bermain-main di halaman rumah?
masih ingatkah ketika ayahanda begitu semangat mengantarkan kita masuk sekolah dasar?
masih ingatkah kita dengan sabarnya ibunda yang tak bosan-bosannya mengajari kita membaca, menyuapi kita karena susah makan, memandikan kita karena malas mandi, memkaikan baju dengan penuh kasih sayang.
masih ingatkah kita dengan lembutnya tangan ibunda menghapus ingus dan air mata kita
betapa cepatnya waktu berlalu, alangkah sebentar hidup kita ini,
Entah berapa lama sisa waktu kita...?
apakah kita pernah berkata, rasanya seperti masih kemarin kita bertemu
saat bertemu teman sepermainan, kita merasa seperti kembali belia
tanpa terasa, uban di kepala kian merata.
masih ingatkah kita rasa cemas saat menunggu anak pertama kita lahir?
masih ingatkah kita bunyi degub jantung saat menjelang pernikahan?
masih ingatkah kala ayah bunda begitu bangganya menghadiri prosesi wisuda kita?
masih ingatkah kita cerianya masa SMA?
masih ingatkah kita begitu asyiknya bermain-main di halaman rumah?
masih ingatkah ketika ayahanda begitu semangat mengantarkan kita masuk sekolah dasar?
masih ingatkah kita dengan sabarnya ibunda yang tak bosan-bosannya mengajari kita membaca, menyuapi kita karena susah makan, memandikan kita karena malas mandi, memkaikan baju dengan penuh kasih sayang.
masih ingatkah kita dengan lembutnya tangan ibunda menghapus ingus dan air mata kita
betapa cepatnya waktu berlalu, alangkah sebentar hidup kita ini,
Entah berapa lama sisa waktu kita...?
Selasa, 15 Juni 2010
PARA MUNAFIK KANTORAN
Mereka itu tak segan-segan mencelamu demi menutupi kebodohannya
Mereka itu tanpa ragu memfitnahmu demi mempertahankan posisinya
Hati-hati jika bertemu dengan mereka
Mereka itu para munafik kantoran
Mereka itu para budak uang dan jabatan
Mereka itu sangat rajin mencari dan mendapatkan,
tapi sangat malas berbagi dan menafkahkan
Mereka itu sangat lembut dan sopan menarik simpati klien atau atasan
tapi kasar dan kejam terhadap bawahan
Mereka itu sangat cerdik mencari pembenaran
tapi sangat pengecut mengakui kesalahan
Kejelekan orang lain menjadi bahan harian untuk dibicarakan
office boynya, koleganya, manajernya, apalagi bosnya tidak luput dari sasaran
Kehidupan kota yang keras membuat mereka menjadi opportunis
"Siapa cepat dia dapat" sudah menjadi moto kehidupan mereka
Kondisi kota yang padat membuat mereka musti "berrebut" dalam segala hal
Naik mobil, rebutan jalan
Naik bis, rebutan tempat duduk
Stop taksi, rebutan
Duduk di halte, rebutan
Nyebrang jalan, rebutan
Jalan di trotoar aja musti pake rebutan
Kehidupan ibu kota membuat penduduknya jauh dari kata Santun
Kepedulian menjadi sesuatu yang langka
Materialisme telah merusak karakter-karakter terpuji
Minggu, 06 Juni 2010
DUSUN CINTA
Mencintai lawan jenis, seperti halnya menuju sebuah dusun cinta. Ketika orang itu memutuskan untuk memasuki sebuah dusun yang dinamakan dusun cinta, maka lihatlah bacaan di pintu gerbangnya yang tertulis SELAMAT DATANG DERITA.
Demi cintanya, seorang remaja harus merasakan derita rindu akan hasrat bertemu sang pujaan hatinya.
Demi cinta, perjaka harus merasakan pedihnya rasa cemburu ketika kekasihnya didekati pria.
Demi buah cinta, seorang istri harus merasakan derita saat mengandungnya selama 9 bulan lalu melahirkannya dengan rasa sakit yang amat sangat.
Demi cintanya, seorang suami harus membanting tulang bermandikan keringat demi menafkahi keluarganya.
Demi cinta kepada Allah, maka seorang hamba akan menanggung derita atas ujian-ujian yang harus dijalaninya.
Demi cinta pada Rabbnya, maka dia rela berlapar-lapar puasa.
Demi cinta pada Rabbnya, maka dia rela terjaga di tengah gulita.
Demi cinta pada Rabbnya, maka dia rela membagi hartanya kepada dhuafa.
Demi cinta pada Rabbnya, maka dia rela mempertaruhkan nyawa, asal tetap tegak agamaNya.
ifan, sentul juni 2010
Kamis, 03 Juni 2010
MENIKAH
Menikah ternyata bukan sekedar mengawinkan laki-laki dengan perempuan
Menikah adalah mengawinkan dua keluarga beserta kebiasaannya
Menikah bisa jadi mengawinkan dua budaya daerah yang berbeda
Menikah adalah mengawinkan kelebihan dan kekurangan masing-masing
Menikah diharapkan bisa mengawinkan dua kepentingan menjadi satu ketulusan
Menikah diharapkan bisa mengawinkan dua cita-cita menjadi satu visi
Menikah berarti mengawinkan dua pemikiran yang terkadang kontradiksi
Menikah bisa jadi mengawinkan dua status sosial menjadi status yang baru
Menikah bisa jadi mengawinkan dua lifestyle menjadi satu lifestyle yang baru
Menikah berarti mengawinkan masalah-masalah yang belum tuntas menjadi suatu pemecahan
Menikah mengawinkan antara kontribusi dan tuntutan
Menikah berarti mengawinkan pengorbanan-pengorbanan menjadi suatu ibadah
ifan - sentul
Langganan:
Postingan (Atom)