Sabtu, 28 Juni 2008
Sabtu, 21 Juni 2008
Langit Negeriku
Demi langit yang semakin mendung
Mengusung awan yang menggulung
Teriakan batin dari dalam gedung-gedung
Geliat jiwa-jiwa yang terpasung.
Saat kepedulian tertutup ketamakan
Ketika empati telah dimakan ambisi.
Dan kejujuran dijerat semakin erat
Lalu di kurung rapat rapat.
Saat harga diri menjadi lumpuh
Dan kebenaran diabaikan jauh
Dikucilkan dan diselimuti kain kolusi
Lalu dikubur berramai ramai.
Ketika nurani mulai membeku
Hingga airmata tak mampu mengalir
membasahi jiwa yang mulai mengering
Tercemar hasrat akan materi.
Hati yang beningpun mulai keruh
hingga mengaburkan mata hati,
Saat melihat mereka mengerang
Di depan mata telanjang.
Maafkan hambamu ya Rabb...
Demi langit yang semakin mendung
Mengusung awan yang menggulung
Dibawah payungMu yang agung
Aku berlindung...
Belahan-belahan Jiwa
Demi belahan jiwa tersayang.
Ada cinta untuk dipupuk
Ketika hati mulai dicerdaskan.
Dan logika sedikit dilonggarkan.
Demi teman hidup yang setia
Ada hati untuk dijaga.
Ketika ego harus ditahan.
Dan amarah dipadamkan.
Demi senyum manis yang terukir.
Dari wajah sang kekasih.
Yang menatap dalam kedalam jiwa
Lalu membawanya ke lain dunia.
Demi dua hati yang bersua.
Ada kepala untuk dibelai.
Juga lara untuk dibasuh.
Menerima ia apa adanya.
Dan kuberi ia seluruh cinta,
Dengan setulus hati.
Entah apa yang kuterima,
Aku tak peduli....
Cara baca yang aneh...
Dasar Imel, ada-ada aja ulahnya. Liat nggak tuh yang di atas rak, ada makhluk kecil lagi baca buku? Udah disuruh turun sama mamanya tetep aja dia nagkring di situ... Semoga saja kebiasaannya itu nggak diterusinnya sampe gede, bisa-bisa ntar dia naik lemari buat baca buku. Ok guys, have a nice browse..
Jumat, 20 Juni 2008
Saung Cluster Salam
Abis jalan2 muter komplek, mampir dulu di saung. kadang-kadang kalo malem bapak2 pada "ngumpul". Paginya, ibu2 suka pada ngrumpi sambil belanja di tukang sayur yang biasa mangkal depan saung. dibangun sama ketua lingkungan cluster ini, dia biasa dipanggil OPA.
Sabtu, 14 Juni 2008
Imel n Si Putih
DUNIA TITIPAN
Dikala aku mendapat harta
Hati kecilku berkata, ini amanah Allah
Tetangga pun sibuk memberi pujian
Hati kecilku tetap berkata, ini hanya titipan Allah.
Lalu hati kecilku pun bertanya
Mengapa padaku? dan untuk apa?
Hingga hati kecilku bertanya lagi
Adakah aku memiliki hak atas titipanNya ini?
Sebab bila tidak, mengapa hatiku terasa berat
Saat titipan itu diminta kembali.
Manakala Pemilik mengambil kembali milikNya
Sikap protes jadi terkesan aneh
Hingga Kita biasa menyebutnya musibah, ujian, petakaAtau apa saja yang menggambarkan bahwa itu derita.
Waktu berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,kutolak sakit dan kutolak kemiskinan.
Apakah keadilanNya harus seperti matematika?
Jika aku rajin beribadah, maka derita menjauh dariku,Jika aku tak pernah berbuat zalim,
Maka tak akan ada yang menzalimiku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang Aku sudah memberiMu ibadah
Sekarang berikan aku dunia.
Dan kutolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.
Padahal tiap hari kuberucap bahwa sholatku,
ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untukMu..
hambaMu ini benar-benar tidak tau malu, tidak tau diri dan tidak tau terima kasih.
Ya Rabb... Ampuni hamba..
Ketika bumi dan langit menyatu,
Lapang atau sempit,
musibah atau rejeki,
suka atau derita,
SAMA SAJA.
Retouch dari puisi WS Rendra
Dikala aku mendapat harta
Hati kecilku berkata, ini amanah Allah
Tetangga pun sibuk memberi pujian
Hati kecilku tetap berkata, ini hanya titipan Allah.
Lalu hati kecilku pun bertanya
Mengapa padaku? dan untuk apa?
Hingga hati kecilku bertanya lagi
Adakah aku memiliki hak atas titipanNya ini?
Sebab bila tidak, mengapa hatiku terasa berat
Saat titipan itu diminta kembali.
Manakala Pemilik mengambil kembali milikNya
Sikap protes jadi terkesan aneh
Hingga Kita biasa menyebutnya musibah, ujian, petakaAtau apa saja yang menggambarkan bahwa itu derita.
Waktu berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,kutolak sakit dan kutolak kemiskinan.
Apakah keadilanNya harus seperti matematika?
Jika aku rajin beribadah, maka derita menjauh dariku,Jika aku tak pernah berbuat zalim,
Maka tak akan ada yang menzalimiku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang Aku sudah memberiMu ibadah
Sekarang berikan aku dunia.
Dan kutolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.
Padahal tiap hari kuberucap bahwa sholatku,
ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untukMu..
hambaMu ini benar-benar tidak tau malu, tidak tau diri dan tidak tau terima kasih.
Ya Rabb... Ampuni hamba..
Ketika bumi dan langit menyatu,
Lapang atau sempit,
musibah atau rejeki,
suka atau derita,
SAMA SAJA.
Retouch dari puisi WS Rendra
Jumat, 13 Juni 2008
The Red Horse
Mulai lagi dari nol, meninggalkan segala tekanan, kecurangan dan kezaliman,
Saat kepedulian tertutup ketamakan
Ketika empati telah dimakan ambisi.
Dan kejujuran dijerat semakin erat
Lalu di kurung rapat rapat.
cukuplah Allah yang menjamin penghidupan untuk semua kehidupan. Dengan berdagang, semoga terbuka delapan pintu rizki dari delapan penjuruh mata angin. sehat juga sejahtera lahir dan batin.
Free - Wealthy - Healthy - Happy - Lucky
(jinggo, 15 Juni 2008)
Langganan:
Postingan (Atom)